header

header

Pages

Sabtu, 11 September 2021

Bebek Goreng dengan Bumbu Rahasia Ternikmat & Murah di Semarang

 


Bebek Goreng Kudu, Semarang - Siapa yang suka makan penyetan atau lamongan? Yap, berarti kita sama😆. Apalagi anak kos, udah biasa banget kan dinner di warung lamongan, hahaha. Tahu lah ya kenapa lamongan/ penyetan jadi favorit kita semua? Yes, karena harganya terjangkau dan ada dimana-mana, terutama saat hari sudah petang. Warung penyetan/ lamongan itu ibarat penyelamat perut dimalam hari ga sih? Rasanya nikmat banget malem-malem menyantap nasi bebek/ayam/lauk lainnya dengan sambal tomat yang aduhai dilidah.

Selama pandemi, aku pribadi jarang beli penyetan atau lamongan. Karena sudah ngga ngekos lagi, alhasil lebih sering makan makanan rumahan aja. Patah hati rasanya. Kan, kangen juga sama nasi ayam plus sambal lamongan😔. Tapi.... suatu hari orang tuaku memberi kabar bahagia. Baru-baru ini mereka nemuin warung penyetan yang katanya enak, murah, dan berbeda dari penyetan biasa. Penasaran dong, tanpa berlama-lama langsung aku ajak untuk makan malam di sana. Lets' go!


Lokasinya ada di Jalan Raya Kudu, Genuk, Kota Semarang. Dari arah Flyover Alastuwo, kalian lurus ke arah Pasar Genuk. Saat ketemu lampu merah pertigaan Karangroto, kalian belok kanan (posisinya sebelum Pasar Genuk). Lurus terus ikutin jalan aja. Kalau sudah lihat Pabrik Kayu Harrison yang terkenal estetiknya itu, kalian masih lurus lagi sampai ketemu Jembatan Kudu. Nah, kalian mulai lihat kiri jalan, warungnya persis di sebelah toko Family Kudu.

Penampakan lokasi sekitar warung

Aku sekeluarga sampai di sana sekitar pukul 19.00 WIB. Para pembeli tampak silih berganti memasuki warung. Ada beberapa orang yang masih mengantre. Pasangan suami-istri pemilik warung ini pun terlihat sibuk menyajikan dan membungkus pesanan para pelanggan. Saat memamsuki warung, aroma bebek dan ayam gorengnya menggoda sekali. Ah, sabar perut. Kita pesan dulu. Seperti yang tertera pada spanduk, warung ini tidak hanya menyajikan bebek goreng saja, melainkan ada ayam kampung, ayam potong, lele, tahu, tempe, terong, dan telur penyet. Jadi, jangan khawatir kalau ga doyan bebek. Masih ada lauk lainnya, kok!

Suasana warung

Tanpa pikir panjang, kami bergegas memesan. Kami memilih lauk ayam potong, tahu, tempe, terong, dan sang primadona bebek goreng. Sembari menunggu, aku mengamati pembuatannya. Ketika minyak dalam kuali sudah cukup panas, semua lauk pesanan kami langsung digoreng. Mendengar gemericik suara minyak penggorengan dan aroma lauk yang sedap bikin perut makin keroncongan. Ayooo segera matang! Setelah matang, semua lauk ditiriskan. Berharap segera disajikan ke piring, ternyata masih ada tahapan masak lagi. Wah, ini nggak biasa! Satu persatu lauk dioseng dengan bumbu rahasia mereka dahulu sampai semua permukaan lauknya terbalut bumbu. Baru setelah itu mereka sajikan dipiring. Kurang lebih penampakan akhirnya seperti ini... 

Bebek Goreng

Tahu, tempe, dan terong goreng

Oh iya, ada sambal, lalapan, dan serundeng juga sebagai pelengkap rasa. Sebelum makan, masih bertanya-tanya sih sebenarnya bumbu yang tadi dioseng itu apa. Ah, bodoamat deh. Udah keburu ngiler. Santap dulu aja!

Nyam nyam!

Nostalgia Rasa
Dalam sekali suapan, rasa bebek berbalut bumbu misterius dipadukan dengan nasi hangat, sambal, serta serundeng benar-benar membuatku speechless. Sensasi manis, pedas, gurih dapat aku rasakan disetiap suapannya. Ah... surga dunia....

Semakin lama menyantap, pikiranku mulai bernostalgia, "kaya pernah makan, tapi dimana ya?" Setelah mencoba menelusuri memoriku, aku langsung teringat, 

"oh iya... rasa bumbunya mirip makanan yang pernah aku coba dulu. Bebek Sinjay!"

FYI, Bebek Sinjay itu salah satu kuliner khas Madura. Beberapa tahun silam, aku sekeluarga pernah ke Madura cuma buat nyobain kelezatan hidangan bebek ini. Seketika aku langsung bertanya pada sang penjual,

"Ini rasa bumbu luarnya, kalau ga salah mirip bebek sinjay, ya?" tanyaku penasaran.
"Ah... iya betul, itu memang dimasak cara Madura," jelas si penjual.

Woaahh! Dalam hati ngebatin, kirain ini tu warung lamongan. Ternyata Warung Bebek Goreng Khas Madura. Pantas saja spanduk depan warung nggak ada gambar ikan, bebek, ayam, dll yang jadi ciri khas warung lamongan. Karena tempat makan ini cuma berupa tenda, orang tuaku ngiranya ini penyetan/ lamongan biasa. Aku pun juga berpikiran sama ðŸ˜‚.

Tampak depan warung

Tentu saja hati langsung berbinar-binar. Jarang-jarang di Semarang nemuin warung bebek goreng bumbu Madura. Kami pun makan dengan khidmat dan lahapnya. Saat proses bayar membayar, kami terkejut. Total pesanan kami berempat cuma Rp85 ribu sudah termasuk minum (bebeknya satu porsi). Terharu sekali bisa makan enak dan kenyang dengan harga dibawah Rp100 ribu sekeluarga :")

Kalau gitu, harga seporsinya berapa dong? hehe... nggak mau spill ah. Coba sendiri aja langsung ya! Aku tunggu sharing pengalaman kamu di kolom comment.

Ikuti terus petualanganku mencicipi berbagai hidangan, melancong ke berbagai tempat, dan cerita random lainnya. Baca juga petualanganku sebelumnya di Marabunta dan di Warung Seafood. Kunjungi sosial mediaku di Instagram: @fiyeayy dan Quora: Fiani Rosyadan. Sampai jumpa lagi diceritaku selanjutnya. chao!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar